Selasa, 02 November 2010

AJARKAN KEPADAKU


Ajarkan kepadaQu tentang 
doa yang paling indah
dalam permohonan
puisi yang paling
sempurna bagi
pengucapan
serta suara yang paling
indah bagi pendengarnya.

Ajarkan kepadaQu tentang 
pemahaman
yang bukan sekedar slogan
kemudian menjadi
limpahan sampah
serta barang rongsokan di
pinggir jalan.


Ajarkan kepadaQu tentang
kebahagiaan
yang bukan sementara
yang bukan sia-sia
sebab kebahagiaan yang
kunantikan adalah
kebahagiaan menyeluruh
bagi anak manusia.........

From  : deebee

Rabu, 27 Oktober 2010

Elang Jawa
Elang jawa atau Spizaetus bartelsi adalah salah satu hewan yang nyaris 
punah. Dilereng Merapi, burung ini tinggal beberapa ekor saja. Habitat hidupnya lambat laun semakin sempit karena pesatnya perkembangan pemukiman penduduk di wilayah Yogyakarta. Terbakarnya hutan Gunung Merapi oleh material vulkanik mengakibatkan elang ini kehilangan tempat berlindung.
Ciri khas elang ini terletak pada jambul di kepalanya
Burung elang ini mirip lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.
Salak Pondoh
Salak pondoh pertama kali ditemukan di Kecamatan Turi, Sleman. Pada 
awalnya salak ini hanya diperuntukan bagi kalangan keluarga Keraton Yogyakarta. Lambat laun jenis salak ini dibudidayakan dan kemudian tersebar ke berbagai pelosok jawa. Salak pondoh memiliki cita rasa yang manis, tidak seperti salak lainya yang sepat kalau masih muda. Selain jenis nglumut ada juga yang berwarna kulitnya putih kekuning-kuningan yang dinamakan salak gading.
Vanda Tricolor
Vanda tricolor atau anggrek pandan adalah salah satu anggrek khas Gunung 
Merapi yang terancam punah. Anggrek ini berbunga putih dengan bercak ungu kemerahan dan bisa tumbuh epifit di pohon dadap, angsana, dan lain-lain. Bencana awan panas tahun 1994 dan 2006 telah menghanguskan 80% habitat asli anggrek ini. Kebakaran di Plawangan Turgo tahun 2002 juga turut mengancam keberadaanya.
Perburuan manusia disinyalir turut serta membuat anggrek ini susah ditemui
di habitat aslinya. Anggrek ini hidup di pohon yang memiliki retakan pada kulit batang untuk tempat melekatnya akar dan lumut sebagai penjaga kelembaban.

Suku Bangsa

Suku yang dominan di DIY adalah suku Jawa. Akan tetapi, di Kodya Yogyakarta terdapat berbagai suku bangsa. Mereka adalah mahasiswa dan pelajar yang sedang menuntut ilmu di Yogyakarta. Beberapa asrama mahasiswa dibangun untuk menampung mahasiswa yang berasal dari luarkota Yogyakarta.
Misalnya,Asrama Bukit Barisan tampat tinggal mahasiswa dari Sumatera Utara,Asrama Kujang untuk mahasiswa dari jawa barat dan Asrama Cut Nyak Dien untuk mahasiswa dari aceh.
Di samping itu, banyak komunitas kedaerahan yang terbemntuk. Misalnya,komunitas Minang yang anggotanya
mahasiswa dari Padang. Setiap daerah atau etnis tertentu rata-rata mempunyai komunitas.
Suku Bugis mempunyai rowayat panjang di Yogyakarta.
Pada zaman pemerintahan Sultan HB VI, patih Kesultanan Yogyakarta membentuk pasukan khusus yang bernama Kesatuan Bugis.Tugas pasukan adalah serta mengawal penyelenggaraan upacara-upacara cara adat.

Rabu, 20 Oktober 2010

Pura Paku Alaman 
Pura 2 km arah timur Keraton Yogyakarta.Pura ini dibangun pada 17 Maret 1813 oleh Paku Alam I yang memang ahli masalah kebudayaan. Luas pura ini adalah 5,4238 ha termasuk areal Alun-alun Sewandana. Setelah melewati pintu gerbang utama Regol Danawara, terdapat bangunan Bangsal Setawama, Dalem Ageng Prabayeksa, Bangsal Seworenggo, Gedung Maerakaca, Bangsal Parangkarsa, dan Gedung Purwaretna hadiah dari PB X dari Surakarta untuk anak angkatnya, Paku Alam VII.
Perpustakaan Pura Paku Alaman menyimpan berbagai naskah kuno,termasuk karya sastra yang ditulis sejak Paku Alaman berdiri. Museumnya mengoleksi aneka senjata pusaka dan kereta kerajaan.


Bangunan Bersejarah

Kompleks Ratu Boko
Kompleks Ratu Boko terletak di Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman.
Terletak di perbukitan kapur membentang seluas 250.000 m2 di ketinggian 195,97 m di atas permukaan laut.
Kompleks Ratu Boko membentang seluas 250.000 m2 di ketinggian 195.97 m di atas permukaan laut.
Dalam situs ini terdapat berbagai peninggalan arkeologis, seperti jalan setapak yang dipahat langsung pada batu cadas, kolam, bekas tiang, serta fragmen gerabah lokal dan asing.
Menurut sumber prasasti, Kompleks Ratu Boko didirikan pada tahun746-784 Masehi oleh 
Rakai Panangkaran. Sejumlah penelitian mengatakan bahwa awalnya bangunan ini merupakan asrama biksu Buddha bernama Abhayagiriwihara. Beberapa tahun berikutnya, peneliti dari berbagai negara menemukan bahwa situs ini berganti fungsi menjadi Keraton Ratu Boko.
Situs Ratu Boko selain berlatar  belakang agama Buddha,juga berisikan peninggalan Hindu yaitu candi  kecil, yoni, arca Durga dan Ganesha. Pemugaran situs ini dimulai pada tahun 1938 oleh pemerintah Belanda. Lalu tahun 1952 dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia.